“Menikahlah, biar ketika tua nanti ada yang mengurusi”! Setidaknya begitulah kata seseorang yang aku kenal.
Seketika aku langsung mengernyitkan dahi ketika mendengar pernyataan tersebut.
Pernyataan ini merupakan salah satu motivasi menikah teraneh yang pernah aku dengar.
Bagaimana tidak?
Ketika kondisi tubuh masih segar bugar, mendadak menyerah dan memvonis masa depan diri sendiri dengan keterbatasan gerak dan penurunan fungsi organ.
Bulan Juni depan genap dua tahun aku menjadi ‘aktivis’ rumah sakit.
Berawal dari sakit gigi yang ternyata itu adalah impaksi yang menyebabkan komplikasi dan berujung tumor, maka diputuskanlah untuk operasi di bulan Agustus.
Setelah serangkaian perawatan gigi yang panjang, kini dilanjutkan dengan kontrol rutin ke poli syaraf selama sebulan sekali
Selama itu pula aku sudah banyak melihat orang-orang yang terduduk di atas kursi roda.
Bahkan pada kunjungan pertama, aku bertemu dengan seorang ibu-ibu yang terbaring di atas ranjang dorong menuju lab, lewat di depanku ketika aku menunggu antrean di poli gigi.
Setelah dari poli gigi aku diharuskan menuju bagian radiologi untuk foto panoramic, dan aku bertemu lagi ibu itu disini.
Bisa dibayangkan betapa repotnya keluargamu.
Memiliki mobilitas yang terbatas, sungguh tidak mengenakkan kawan.
Berjalan dibantu dengan kruk.
Terduduk di kursi roda.
Atau terbaring di ranjang dorong dengan nafas yang berat.
Percayalah, semua keadaan diatas benar-benar tidak keren.
Beberapa bulan lalu aku mengalami sakit punggung.
Entah karena terlalu banyak duduk atau karena salah postur tubuh ketika mengangkat benda berat.
Satu dua hari tidak ada perbaikan, berlanjut hingga satu minggu dan berlanjut lagi hingga satu bulan.
Duduk tak enak karena semakin lama duduk punggung semakin nyeri, bahkan tidur pun juga tak nyenyak.
Merasakan seperti itu saja rasanya sudah mengganggu kenyamanan hidup.
Apalagi jika di sisa hidup diisi dengan nyeri dan kekakuan.
Tentu saja tak enak.
Masa tua harus dinikmati dengan bahagia, jangan sampai kebahagiaan masa tua berkurang karena penurunan fungsi organ dan keterbatasan fisik yang kamu miliki.
Ada satu pemandangan yang menarik ketika di poli gigi.
Seorang pria yang sudah berumur dengan kulit yang sudah keriput dan rambut yang memutih, namun masih terlihat segar.
Melangkah bersama sang istri memenuhi panggilan menuju poli.
Dengan langkah yang kurang mantap namun pasti, mereka sampai juga di depan pintu poli.
Setelahnya si pria membukakan pintu untuk puannya tersebut.
Betapa indahnya pemandangan tersebut?
Kenikmatan bergerak bebas seringkali tidak kita sadari, karena kita menganggapnya sesuatu yang biasa sehingga terasa hambar.
Kenikmatan itu akan terasa luar biasa ketika ia hilang dari hidup kita.